Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2010

Penipuan (Story III-Kisah Penjual Sepatu)

Aku jalan-jalan ke tempat perbelanjaan yang banyak menjual tas dan sepatu. Wah, ada sepatu lucu yang cocok, ada dua warna, cokelat dan putih. Kakiku yang gede ini mencari nomor 40 karena nomor 39 sangat pas-pas-an, mmh, warna cokelat tampak lebih cocok di kaki. Aku pun meminta si tukang jualan untuk mengambilkan nomor 40, dia menyuruh temannya untuk membawakn nomor 40. Anehnya, sepasang sepatu bernomor 39 itu dibawa dua-duanya, dan kemudian kembali dengan membawakan sepatu nomor 40 (ceritanya), semakin janggal, label nomor tampak mengelupas dan sepertinya bukan sepatu nomor 40 yang dia bawa, tetapi sepatu nomor 39 yang labelnya diganti dengan nomor 40. Betul saja, karena tidak ada perubahan ukuran sepatu tersebut waktu aku coba kembali, sepatunya masih sempit. Waktu aku complain malah langsung diusir, mungkin takut ketahuan pelanggan lain kalau dia lagi nipu. Hati-hatilah terhadap gerak-gerik pedagang yang mencurigakan seperti itu, soalnya aku pernah tertipu satu kali, makanya sekarang

Penipuan (Story II-Minta Pulsa)

Ini cerita simple yang menggelitik, di suatu pagi yang cerah, handphone mama berbunyi, satu buah sms pun diterima, ketika dibuka pesan itu dikirim oleh nomor yang tidak dikenal dan berisi: “nak, tolong isikan pulsa mama yang 20 ribu, ke nomor baru mama, ini nomornya XXXXXXXXXX pulsa mama habis.” Mama yang baca pun langsung ketawa sendiri, orang mamanya mama kan sudah tua dan tidak pegang handphone, ckckckckck, salah sasaran!! Hati-hati, hal ini juga kadang terjadi lewat telfon langsung.

Penipuan (Story I-Surat Aneh)

Pintu rumah dibuka, Pak De’ membawa sebuah amplop cokelat kecil di tangannya yang kemudian beliau berikan kepada ku. Rupanya di dalam amplop itu terdapat 2 buah surat penting, diantaranya SIUP dan surat tanah, serta satu buah cek dengan nominal 2,7 Milyar Rupiah. Tanpa mengecek lebih lanjut keaslian surat-surat itu nomor yang tertera pun aku hubungi, ada dua buah nomor di sana, nomor handphone dan nomor telfon kantor (tulisannya), namun lebih lanjut aku hanya berhubungan dengan nomor ponselnya, bukan nomor kantor melalui SMS. Seperti sungguhan, aku mendapat balasan SMS yang isinya meminta saya untuk menyebutkan nomor surat tersebut, katanya untuk meminta kepastian bahwa surat tersebut adalah milik mereka, tak lama kemudian aku pun mendapatkan balasan yang isinya adalah benar surat itu adalah milik mereka dan memintaku untuk mengantarkan surat itu ke alamat yang tertera di SIUP (daerah Surabaya) dengan janji bahwa ia akan memberikan imbalan sebesar 80 juta rupiah dan akan memberikan on