Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Emansipasi???

Emansipasi dan tanda tanya, berkali-kali aku mendengar kata itu, lalu tiba-tiba kudengar tugas laki-laki pada akhirnya sama dengan tugas perempuan, perempuan bisa kerjakan apa-apa tugas laki-laki kayak angkat bangku, angkat meja, betulin atap rumah yang bocor, (keren banget). Ya, bisa-bisa aja, itu kalau enggak ada laki-laki di situ. Sayangnya, tuh laki-laki yang ada malah melongo aja ngeliatin, bukannya ngebantuin, katanya sih itu yang namanya emansipasi. Emansipasi salah kaprah!!! Ketika ada kata emansipasi, maksudnya itu adalah persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan, keduanya sama tinggi, tidak ada yang lebih rendah satu sama lain. Sama seperti halnya ada perkataan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, apa tulang rusuk laki-laki jadi kurang satu? (ya enggaklah), di situ kenapa perempuan diibaratkan diciptakan dari tulang rusuk, supaya berdampingan, bukan dari tulang kaki yang letaknya dibawah lantas bisa diinjak-injak, atau letaknya di kepala sampai bisa

Faithful

Dialah nenekku yang pada akhirnya telah berhasil membesarkan anak-anaknya seorang diri, kakek sudah meninggal saat ibuku masih muda dan bahkan belum menikah. Ya, aku hanya bisa melihat beliau dari selembar foto yang selalu nenek tunjukkan saat aku berkunjung ke rumahnya. Wanita itu luar biasa, sejak aku dilihatnya cukup umur untuk pacaran, beliau tak pernah mengajarkanku untuk mengejar materi, satu hal yang selalu beliau ajarkan adalah kesetiaan orang yang dicintai, kesabaran untuk menghadapi seseorang dan “dampingi ke mana suami pergi”, katanya, (so sweet ). Sejak suaminya meninggal (kakekku), nenek ngga pernah menikah lagi, kakeklah orang yang terakhir beliau cintai. Sesekali aku pernah berpikir, masih ada ngga ya orang yang kayak gitu? Karena seringkali yang kusaksikan, jangankan untuk menjaga, pernikahan yang ada pun berakhir dengan perceraian. Satu pasang lagi, suami-istri, (almarhum/ah) adik dari nenek dan kakekku, masih kusebut juga kakek dan nenek, atau kalau orang Sunda biasa

Kerja Keras dan Tanggung Jawab

Siapa mereka? Tentu saja orang tuaku... Kurasakan peluh benar-benar terasa membasahi tubuhku ketika aku merasakan arti bekerja, rasa tanggung jawab karena dibayar, beda halnya dengan sekolah atau kuliah (kita yang bayar), lalu, berarti selama ini, inilah yang orang tuaku alami saat membesarkanku, lelah luar biasa yang tidak dirasa. Kewajiban tetaplah kewajiban, apa yang menjadi tanggungan harus dijaga dengan sebaik-baiknya, susah payah pun, kehidupan harus tetap berjalan, bukan??? Sesuatu yang kita inginkan, tidak akan dapat kita capai dengan berdiam diri, begitu kata mama. Pekerjaan sekecil apa pun tetap tidak akan bisa selesai jika hanya didiamkan, ( exactly ... ). Mulai kerjakan meskipun sedikit, di situ aku rasakan kemajuan dalam hidup. Kemajuan yang secara kasat mata tak akan bisa dilihat orang, tapi hanya dapat aku rasakan sendiri. Semoga aku bisa menjadi orang berguna dengan tujuan hidup yang baik...